Hai teman-teman, piye kabare? Semoga dalam keadaan sehat-sehat saja. Hari ini saya ingin sedikit berbagi cerita tentang salah satu pengalaman paling berarti dalam hidup saya. Tapi sebelum itu, mohon dimengerti kalau saya memposting ini hanya untuk tujuan bercerita tanpa ada maksud riya' sedikitpun. Oleh karena itu, selamat menikmati. Buat kamu yang belum diterima perguruan tinggi semangat yaa, masih banyak sekali jalan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Jadi, perlu sobat tahu, sebelum kita mengikuti SNMPTN, sekolah akan merank/mengurutkan nilai rapor siswa. Nah, karena sekolah saya salah satu yang terakreditasi A, maka kami memperoleh kuota 40% yang terdiri dari 100 anak IPA dan 48 anak IPS. Dulu, sewaktu kelas 10 dan 11, saya sempat menyerah untuk "mengandalkan" jalur SNMPTN ini. Itu akibat dari nilai saya yang sempat turun 9 poin pada salah satu dari 6 pelajaran UN. Drastis banget bukan??

Hari pengumuman siswa eligible pun tiba. Pengumuman ini dibarengi dengan sosialisasi 3 jalur masuk PTN, yaitu SNMPTN, SBMPTN, dan mandiri. Cukup lama kami mendengarkan sosialisasi. Untuk menghilangkan rasa kantuk, saya berdoa terus waktu itu. Saya berpikir kalau setidaknya bisa eligible SNMPTN saja sudah bagus, tidak usah terlalu berharap di SNMPTN. Padahal ujung-ujungnya, saya tetap berharap hehe.

Setelah sosialisasi yang membuat kantuk ekstrem itu, akhirnya pengumuman pun tiba. Alhamdulillah, saya termasuk salah satu siswa eligible. Kalau tidak salah, ada 8 teman kelas saya waktu itu yang dinyatakan eligible. Saya senang sekali, karena bisa bersaing secara adil. Sejak saat itu, saya langsung mencari cari jurusan yang sekiranya sesuai dengan minat saya.

Juga sebelum daftar SNMPTN, sekolah akan memberi bursa. Isinya adalah daftar nama siswa eligible dan jurusan apa yang mereka pilih. Karena saya sangat berminat di jurusan teknik informatika, yang notabene salah satu jurusan paling cerah prospek kerjanya dan yang saya idamkan 3 tahun SMA, tanpa pikir panjang langsung saya isi saja bursanya. Berselang 2 hari kemudian, bursa pertama pun keluar. Saya terkejut sekali, bursa saya sama dengan teman saya tetapi ranknya jauh di atas saya. Hal ini otomatis di luar ekspektasi saya, karena teman saya tadi saya kira minat di biologi atau sejenisnya. Tapi tak apalah, nasi sudah menjadi bubur. Ngenes pol lurr  :(

Akhirnya saya cari tuh jurusan yang sejenis, di kampus yang sama, di satu fakultas pula. Saya akhirnya mengambil jurusan sistem informasi di bursa. Beberapa hari kemudian, bursa kedua keluar. Lagi-lagi saya shock berat. Di bursa pertama tidak ada jurusan sistem informasi (saya singkat SI) sama sekali di kampus manapun. Tapi, di bursa kedua ini mendadak menjadi hampir 6 orang. Ditambah lagi masalah internal dengan salah satu teman saya yang memilih SI. Secara istilah, bisa dibilang saya "melukai" teman saya itu karena dia bilang akan memilih SI dan saya juga mengambil SI di kampus yang sama.

Singkat cerita, saya kemudian baikan dengannya. Dia akhirnya memilih teknik komputer dengan mengganti bursanya. Sementara saya mengganti pilihan saya dengan teknologi tnformasi. Akhirnya, pendaftaran SNMPTN pun tiba. Saya memasukkan jurusan sesuai dengan bursa saya dan meju tanpa ragu. 

Saat mendaftar, saya melakukan video call dengan teman saya yang lain. Kami saling tidak mau duluan karena takut ada kesalahan. Hal itu memakan waktu sekitar 15 menit hanya untuk finalisasi data saking takutnya tadi. Singkat cerita, setelah finalisasi, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdoa dan bertawakkal.

Hari-hari berlalu. Menunggu pengumuman SNMPTN sama rasanya dengan menunggu kepastian dari si dia, sama sama tidak pasti, hiya hiya. Saya selingi dengan ikut Try Out dan latihan meskipun tidak setiap hari. Gundah gelisah menyelimuti diri saya.Nilai Try out saya pun terkesan pas-pasan. Akhirnya saya putuskan, apabila tidak lolos jalur tes nanti, saya bisa ikut tes ke PTS. Kebetulan ada salah satu yang buka jalur beasiswa.

Setiap hari menjelang pengumuman SNMPTN, saya siapkan mental saya untuk yang terburuk. Everyday, literally, is a nightmare for me. Saya berdoa dan mengusahakan ibadah agar tidak bolong serta bertahajud dengan harapan yang terbaik. 

Akhirnya tibalah tanggal 22 Maret 2021, hari pengumuman SNMPTN. Badan saya panas dingin hari itu. Hari itu juga jadwal tes EHB2KS. Walhasil saat ujian, saya tidak bisa berkonsentrasi. Pengumuman dibuka tepat pukul 3 sore. Jika saudara ingat, waktu itu bersamaan dengan pertandingan catur Dewa Kipas melawan GMW Irene di Podcast Om Deddy. Akhirnya saya bingung nih, mau lihat catur apa pengumuman dulu.Saya pun memutuskan untuk melihat pengumuman dahulu.

Kampus kampus juga menyediakan link minor guna mengantisipasi server down. Saya memilih melihat di link minor UGM. Saya masukkan nomor pendaftaran saya, kemudian tanggal lahir, lalu saya klik lihat hasil seleksi. Kemudian muncullah tulisan seperti ini 

Lantas saya penasaran, mana notifikasi lolos atau tidaknya. Kok tidak ada pikir saya. Ternyata hp saya tidak sengaja scroll ke bawah. Akhirnya setelah saya scroll ke atas.... Jreng Jreng Jreng...


Saya langsung lemas waktu itu sambil tidak percaya. Gembira dan haru bercampur jadi satu. Saya kasi lihat hasilnya ke ibu. Ibu langsung bahagia sekali. Beliau langsung menelepon ayah saya yang masih di kantor bekerja. Di telfon saya dengar ayah pun bahagia sambil mengucap banyak hamdalah. Yeah, such an euphoria. Nenek juga saya beritahu. Beliau pun sama bahagianya seperti kedua orang tua saya. Kekuatan doa memang nyata adanya. Hari itu menjadikan saya lebih yakin akan kekuasaan Tuhan yang mengerti kondisi hambaNya.

Malamnya saya bersama keluarga makan bersama untuk merayakan lolosnya saya. Teman saya yang memilih teknik komputer alhamdulillah juga lolos. 

Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya bapak ibu guru, guru BK terkasih, Staff TU, Bu Yuni karena tips doanya, teman-teman yang selalu mendukung saya, dan kedua orang tua serta nenek saya. Tanpa bimbingan anda semua, saya bukanlah apa-apa melainkan seonggok anak tak berilmu.

Sekali lagi, kekuatan doa itu nyata adanya. Meskipun seluruh dunia menentang kita, tetapi apabila Allah SWT mengizinkan, Insya Allah tidak ada yang mustahil.



No comments

Search This Blog

Powered by Blogger.

Facebook